Mbah Abdul Jabbar atau masyarakat biasa menyebutnya Mbah Jabbar adalah murid dari Mbah Ganyong. Makam beliau berada di perbukitan di Kecamatan Singgahan, tepatnya di Desa Jojogan.
Tempat tersebut merupakan pusat persenjataan dan tempat penyimpanan barang-barang kerajaan. Selain itu tempat tersebut juga bukti bahwa Syeikh Abdul Jabbar menggunakan tempat tersebut sebagai tempat pertapaan sekaligus markas agresi Syekh Abdul Jabbar melawan kompeni Belanda.
Selain dikenal sebagai Kekasih Allah (Waliyullah) ia juga merupakan seorang Panglima Perang. Pada saat itu kekalahan pasukan yang dipimpinnya saat melakukan pertempuran dengan pasukan Belanda, membuat ia melarikan diri hingga ke kawasan Jojogan.
Di sinilah ia melakukan aktifitas-aktifitasnya, untuk mengelabuhi pasukan Belanda saat tinggal di Jojogan dengan cerdasnya ia mengganti namanya menjadi Purboyo, jadi disamping dikenal dengan sebutan Syeikh Abdul Jabbar ia juga dikenal sebagai pangeran Purboyo. "Di kawasan
Jojogan, Desa Mulyoagung ia juga dikenal dengan sebutan Pangeran Purboyo, hal itu untuk mengelabuhi tentara Belanda agar tidak mengenalinya," tandasnya.
Selama beberapa tahun tinggal di kawasan tersebut, ia wafat dan dimakamkan di bukit Nglirip Jojogan, tidak hanya itu tanda-tanda kebesaran Allah pun muncul, saat akan dimakamkan jasad syeikh Abdul Jabar mengeluarkan bau harum hingga mengherankan penduduk sekitar.
EmoticonEmoticon