Siapapun orangnya pasti akan bangga jika dikatakan dirinya awet muda. Pasti akan senang kalau selalu awet muda. Pasti akan dicari kalau ada yang bisa membuat awet muda. Untuk tujuan satu itu bahkan ada yang rela merogok koceknya sampai ratusan juta. Meski sering terjadi tidak seperti yang diinginkan. Lalu kenapa tidak datang saja ke Air Terjun Sedudo?
Pada hari-hari libur, air terjun sedudo menjadi tujuan wisata yang mengasyikkan. Tidak saja karena pemandangan alamnya yang indah, di sana juga telah disediakan pesanggrahan milik pemda yang boleh disewa untuk umum. Bagi muda-mudi yang ingin bermalam, biasanya memilih menggunakan tenda saja. Selain tidak perlu mengeluarkan biaya, juga lebih bisa menikmati indahnya alam. Tapi jangan mencoba berbuat yang bermacam-macam, bagi pasangan muda-mudi yang kelewat hot berkencar akibatnya bisa fatal. Kalau berwisata ke Air Terjun Sedudo untuk tujuan yang positif saja.
Keyakinan bahwa dengan mandi di air terjun sedudo bisa membuat awet muda rupanya sudah mendarah daging bagi masyarakat setempat. Bahkan masyarakat luar daerah pun banyak yang ikut meyakininya. Nama "Sedudo" memiliki arti yang bermacam-macam. Ada yang mengartikan berasal dari kata "Seb" dan "Dada", maksudnya dingin airnya meresap sampai ke dalam dada.
Namun ada pula yang mengartikan berasal dari kata "Se" atau satu dan "Duda" atau seorang lelaki yang tidak lagi punya istri. Jadi Sedudo adalah tempat bagi lelaki yang sudah tidak beristri. Menurut cerita, konon orang yang tidak beristri itulah yang pertama kali babat alas (membuka lahan) daerah itu. Ia juga suka berendam di air terjun tersebut. Dan si duda ternyata bukan orang sembarangan, karena ia adalah keturunan bangsawan dari keraton ngayogyakarta hadiningrat, yang juga seorang ulama besar. Ia mendapat perintah gaib untuk menyebarkan agama islam di wilayah lereng Gunung Wilis.
Meski cerita mengenai asal-usul sedudo dengan gamblang bisa dituturkan, tetapi tidak ada yang pernah tahu siapa nama lelaki yang tidak beristri itu. Konon oleh yang bersangkutan memang sengaja dirahasiakan, agar masyakarat tidak lagi memandang dirinya sebagai seorang bangsawan. Ia lebih senang berbaur dan menjadi masyarakat biasa.Tapi oleh masyarakat lantas dipanggil dengan sebutan Ki Ageng Ngliman, yang artinya "Ngilmu Kautaman", atau orang yang memiliki ilmu untuk berbuat kebajikan dan keutamaan. Beberapa sesepuh desa berpendapat, Ki Ageng ngliman tak lain adalah Syeikh Maulana Ishaq. Ada pantangan, masyarakat desa untuk tidak menyebut namanya. Makamnya berada di pemakaman Gedong Wetan, di desa itu.
Pada bulan Suro, air terjun sedudo sangat ramai dikunjungi oleh banyak orang. Mereka datang dari berbagai penjuru kota yang melihat ritual acara Siraman Sedudo. Upacara sakral yang menjadi paket wisata daerah nganjuk itu dilaksanakan menjelang bulan purnama di Bulan Suro.
Sampai saat ini mandi di air terjun Sedudo pada bulan Suro sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Nganjuk dan sekitarnya. Khususnya pada tanggal 15 ketika bulan sedang purnama. Rasa dingin yang menusuk sampai ke dada tidak lagi mereka perdulikan. Itulah harga yang harus mereka bayar demi bisa selalu awet muda.
#Air terjun
#Sedudo
#Awet muda
#Ngilam
#Bulan Suro
EmoticonEmoticon