Tidak ada yang tahu siapa Mbah Demek sebenarnya, ada yang mengatakan ia dari majapahit, ada pula yang mengatakan beliau berasal dari demak. Tapi ada juga yang mengaitkan kalau mbah demek masih saudara dari Sunan Bungkul di Surabaya. Tampaknya mbah demek adalah sosok yang misterius sehingga tidak ada yang tahu pasti identitasnya.
Keberadaan makam Mbah Demek yang terletak di Dusun Mendek, Desa Kutogirang, Ngoro, Mojokerto dianggap oleh masyarakat sebagai makam kuno yang keramat. Nama lain dari mbah demek adalah Eyang Surgi atau Eyang Sugi. Makamnya dikelilingi oleh tembok, di pelataran depannya berdiri sebuah langgar yang memisahkan antara ruang tunggu pria dan wanita.
Seperti peziarah di makam-makam keramat lainnya, mereka yang datang umumnya tidak jauh dari urusan,jodoh, pangkat dan rejeki. Makam keramat seperti sebagai solusi untuk memudahkann segala keinginan tersebut. Peziarah yang datang ke makam mbah demek tidak sedikit yang menginap sampai berhari-hari. Malah ada sampai yang berbulan-bulan. Entah apa yang membuat mereka kerasan tinggal di makam tersebut. Barangkali karena selama mereka tinggal di makam mbah demek tidak pernah dipungut apapun. Tempat untuk menginap pun tersedia beberapa kamar secara gratis. Kurang apalagi? hanya kamar untuk tamu pria terpisah untuk kamar tamu wanita. Tapi bagi mereka yang sungkan dengan sesuatu yang gratisan, akan memberi uang sekedarnya kepada sang juru kunci.
Suasana di makam mbah demek memang terkesan tenang, tenteram dan damai. Tidak ada kesan seram sedikitpun, sehingga bagi mereka yang ingin menikmati ketenangan akan senang berlama-lama di makam tersebut.
Di halaman depan makam, terdapat berbagai macam benda yang kesemuanya memiliki makna dan simbol tertentu. Misalnya pohon melati, bisa juga diartikan Malati. Yang maksudnya siapapun tidak boleh bertindak sembarangan ketika berada di makam mbah demek kalau tidak ingin kualat (kena tulah). Larangan-larangan yang ada di makam itu harus dipatuhi. Termasuk ketika masuk ke dalam makam mbah demek, pintu masuk yang kecil akan membuat orang harus membungkung. Sebagai simbol sikap hormat kepada orang yang lebih tua. Kalau tidak membungkung, kepala bisa terbentur tiang pintu. Konon akibatnya bisa membuat orang yang bersangkutan menjadi gila.
Mbah demek juga dianggap sebagai cikal bakal dusun mendek. Dia yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan pemukiman. Malah diyakini pula kalau sungai yang mengalir tak jauh dari dusun mendek adalah buatan mbah demek. Sebagai orang yang dianggap sakti, hanya dengan menggariskan tongkatnya di tanah sambil berjalan, jadilah sungai, wallohualam.
Selama hidupnya, mbah demek dikenal sebagai orang yang suka menolong sesama. Terutama menolong orang yang terkena gangguan jin, setan sampai perampok dan orang-orang yang berbuat jahat lainnya. Dengan kesaktian yang dimilikinya, dia menyatakan perang terhadap segala bentuk keangkaramurkaan.
#Mbah demek
#Sakti
#Dusun mendek
#Eyang surgi
#Eyang sugi
#Makam keramat

EmoticonEmoticon