2016/02/04

MAKAM SYEKH AHMAD MUTAMAKKIN

Makam Waliyullah Syekh Ahmad Mutamakkin atau biasa diketahui masyarakat sebagai Mbah Muttamakin tidak pernah sepi dari pengunjung yang datang silih berganti untuk ziarah maupun ngalap berkah.

Hasil gambar untuk MAKAM SYEKH AHMAD MUTAMAKKIN

Dalam catatan sejarah, beliau adalah seorang neosufis yang hidup sekitar tahun 1645-1740, yakni sesudah masa Kesultanan Demak, Pajang, dan masih bersinggungan dengan zaman Mataram Islam sesudah Sultan Agung. Tepatnya, masa penjajahan Belanda atau orang Jawa zaman dahulu menyebutnya Walandi.
Saat ini, banyak peziarah datang untuk mendoakan seorang ulama yang berperan besar dalam menyebarkan agama Islam di kawasan Pati bagian utara ini, yakni Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Karena jasa beliau lah, Kajen menjadi kawasan seribu santri yang menjadi pusat belajar agama dan menumbuhkan ekonomi di daerah tersebut. Wisata religi menjadi hidup di sini.
Mbah Mutamakkin adalah seorang tokoh dan ulama yang dipercaya memiliki karomah dan kelebihan yang diberikan Allah, sehingga kalangan santri dan masyarakat percaya akan unsur mistisme, keajaiban, dan karomahnya.
Saat menelisik dan menelusuri, redaksi Direktoripati.com mengetahui bahwa makam Syekh Ahmad Mutamakkin sering dikunjungi oleh orang-orang yang ingin mencari kepandaian ilmu pengetahuan. Pasalnya, beliau dikenal sebagai ulama yang cerdas dan pandai dengan menguasai ilmu syariat (fiqih) maupun tarekat (hakekat).

"Kulturnya, biasanya Mbah Mutamakkin dikunjungi orang-orang yang pengen mencari kepandaian. Sedangkan makam Mbah Ronggo Kusumo dikunjungi orang yang ingin kaya. Tentu dengan niat pelantaraan dengan tujuan akhir adalah Allah, karena beliau-beliau ini ulama yang dulunya dekat dengan Tuhan," ujar sumber Direktoripati.com.

Sejumlah warga yang mengunjungi makam beliau, antara lain berasal dari berbagai daerah seperti Kudus, Jepara, Rembang, Demak, Blora, Grobogan, hingga tokoh-tokoh nasional juga sering ziarah dan wisata religi di sini.
Masyarakat percaya, Mbah Mutamakkin adalah seorang wali Khoriqul Adah yang memiliki kebiasaan tidak seperti manusia pada umumnya dengan silsilah dari seorang ulama besar. Dalam suatu kisah cerita, dua ekor anjing pernah keluar dari dalam tubuh beliau.
Hal tersebut ditafsirkan masyarakat sebagai simbol hawa nafsu manusia yang memang harus ditinggalkan bagi orang-orang yang ingin dekat dengan Tuhannya. Saat ingin kembali ke tubuh beliau, beliau menolak yang kemudian kedua anjing tersebut dijadikan pembantu (khodim) untuk membantu perjuangan Mbah Mutamakkin.




EmoticonEmoticon